Makna Kehidupan Dari Pengalaman
Religius Dalam Kebahagiaan, Keterbatasan
Dan Tujuan Hidup
Orang yang pertama kali mengemukakan
gagasan tentang makna hidup (meaning of life) adalah Frankl (2003)
dengan teorinya yang diberi nama Logotheraphy. Gagasan ini muncul berdasarkan
pengalaman hidup dan pengamatannya yang sangat menakutkan saat berada dalam
sebuah kamp pembantaian milik Hitler. Frankl menyimpulkan bahwa kehidupan yang
sehat adalah kehidupan yang penuh makna. Hanya dengan makna yang baik orang
akan menjadi insan yang berguna tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga
untuk orang lain. Makna hidup dapat diwujudkan dalam sebuah keinginan untuk
menjadi orang yang berguna untuk orang lainnya, apakah itu anak, istri,
keluarga dekat, komunitas, negara dan bahkan umat manusia.Secara naluriah kita
akan selalu berusaha meraih kebahagian dalam kehidupan karena hal itulah yang
menjadi sumber kenikmatan. Olehnya itu tidaklah mengherankan jika dalam potret
sejarah panjang peradaban manusia disesaki dengan berbagai bentuk upaya upaya
pencapaian kebahagiaan tersebut dan identik dengan tujuan hidup itu sendiri
dalam artian apa yang dicari oleh manusia adalah kebahagiaan itu sendiri.
Kebahagiaan adalah ‘Rasa Puas’ yang disebabkan oleh Hidup yang Baik yang
ditambatkan (dikaitkan, dicantolkan) untuk Pemenuhan Makna.NamunSemuanya
memiliki artikehidupan yang berbeda,Berbeda manusiaberbeda pula arti
kehidupanseseorang dan setiap manusia jugamempunyai jalan masing – masinguntuk
hidup. hal inilah yang menyebabkan setiap manusiamempunyai pengertian
hidup yangberbeda.
Makna hidup menurut pengalaman
religius dalam kebahagiaan saya sendiri
yaitu ketika saya dapat mengasihi sesama dan mengasihi Tuhan,dan ketika saya
dapat berkesempatan untuk melayani Tuhan dan mengenal Tuhan. Ketika saya dapat
mengasihi sesama, di situ terkadang ada rasa kebahagiaan tersendiri dimana
seseorang dapat nyaman dengan kita, dan selalu hidup dalam damai. Namun, makna
yang sebenarnya menurut saya sendiri yaitu kebahagian akan kita dapat dari hati
nurani dan suara hati itu sendiri.
Menurut saya, Kita berjuang untuk tujuan-tujuan duniawi terutama untuk
mencari kepuasan dan kebahagiaan. Upaya untuk mencapai ‘kebahagiaan puncak dan
kekal’ tersebut pada hakekatnya merupakan apa yang mendorong semua tindakan
kita. Namun, setelah kita mencapai tujuan-tujuan duniawi kita, kebahagiaan dan
kepuasaan yang dihasilkan hanya bertahan sebentar/ singkat, kemudian kita
mengejar mimpi selanjutnya untuk diraih. Jadi, Wujud kebahagiaan itu sendiri
yaitu Bliss (Kebahagiaan abadi)
merupakan aspek dari Tuhan. Ketika kita bersatu denganNya, kita pun merasakan
Bliss yang terus menerus. tujuan hidup kita berselaras dengan pesatnya
perkembangan spiritual, semakin hidup kita menjadi kaya dan semakin sedikit
rasa sakit yang kita alami dari hidup.Kehidupan merupakan anugrah terindah yang
diberikan Tuhan kepada setiap insan. Manusia dilahirkan, menghirup udara,
tumbuh dan berkembang, mengalami hal-hal normal dalam hidup, merasakan bahagia,
sedih, sakit, sehat, adalah kumpulan betapa hidup ini sebuah dinamika yang
normal. Dan, saya merasakan hal-hal yang luar biasa demikian. Tuhan telah
menganugerahkan kepada saya kesempatan untuk lahir kedunia ini dan merasakan
dinamika itu.
Didalam hidup seringkali kita tidak
mengenal dan sengaja untuk tidak mau memahami sekaligus mempelajari makna dari
hidup itu. Bahkan tidak mengenakan adalah ada beberapa orang yang tidak
menerima nafas kehidupan yang diberikan-Nya. Tidak sedikit orang cenderung
tidak menerima pemberian yang maha kuasa dalam hal ini menyangkal diri dengan
tidak mau menerima keadaan dalam dirinya dengan tidak mengakui kekurangan yang
ada di dalam dirinya berupa keadaan fisik yang tidak sempurna seperti orang
yang lahir lainnya. Padahal suatu sumber kehidupan itu merupakan salah satu
modal utama untuk berusaha bagaimana kita seharusnya untuk dapat berjuang dan
mampu mengalahkan kekurangan yang ada dengan cara menggunakan akal dan pikiran
kita.
Keterbatasan yang saya miliki yaitu kekurangan dalam
memahami pelajaran. Ketika saya merasa minder, saya membatasi diri dari dunia
luar. Saya merasa sekali ternyata berpikir demikian hanyalah perasaan kita
sendiri dan membuat kita semakin tidak berdaya. Tidak berdaya yang saya
maksudkan adalah bahwa apabila saya terus-terusan menggulung diri dalam
lingkaran negatif maka saya tidak akan maju. Perasaan minder, takut, malu dan
malas merupakan suatu pikiran yang buruk atau prasangka buruk yang sebenarnya
diri kita sendiri membuat dalam artian berpikiran demikian negatifnya pada diri
sendiri. Padahal kita di dalam hidup masing-masing memiliki kekurangan dan
kelebihan, dan saya berfikir semua orang pasti memiliki potensi masing-masing, namun
yang perlu untuk diperhatikan adalah bagaimana untuk menyikapi hal tersebut
secara positif. Dengan itu saya berfikir saya harus merubah hidup saya jadi
lebih baik dengan selalu bersyukur dan befikir posotof atas apa yang tuhan
berikan kepada saya, dan saya juga harus selalu berdoa dan bekerja keras untuk
mencapai kebahagiaan tersebut.
Banyak orang-orang hebat, cerdas, dan
terkenal karena salah satunya oleh kekurangan fisik dalam hal ini mereka cacat,
apapun wujudnya tetapi mereka miliki kemauan dan berusaha bagaimana mengatasi
kekurangan tersebut dengan berkarya. Makna dan arti kehidupan pada hakikatnya
memiliki fungsi dan tujuan yang sama yaitu bagaimana kita, anda dan saya untuk
dapat memaknai kehidupan sebagai tujuan untuk dapat memperoleh, menciptakan,
dan berbuat nyata dengan berkarya sesuai dengan keinginan sesuai apa yang kita
inginkan, kuncinya tinggal bagaimana kita dapat berusaha dan terus menerus
menghilangkan perasaan minder atau tidak Percaya Diri yang ada dalam diri kita.
Kristuslah jalan, kebenaran dan hidup
yang akan menghantar kita kepada Allah Bapa (Yoh 14:6) di mana kita akan
menemukan kebahagiaan kita yang sempurna. Allah yang menjanjikan pengharapan
ini adalah Allah yang setia (Ibr 10:23). Maka, jika kita mencari KerajaanNya
dan kebenaran-Nya di dunia ini, maka Tuhan akan setia mencukupkan kebutuhan
kita, “maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat 6:33). Dengan kata
lain, kebahagiaan di duniapun akan Tuhan berikan.
Pengalaman religius yang saya alami
yaitu, ketika saya menyadari tujuan hidup saya yang selalu berganti, karena
saya selalu mengingini kebahagiaan di duniawi saja, seperti ingin menjadi kaya,
ingin selalu dalam kemegahan, dll. Padahal kebahagiaan yang sesungguhnya yaitu berhasrat
untuk mengenal, mengasihi, dan mengabdi pada Tuhan Allah, sehingga sehingga kita
dapat berbahagia bersama-NYA selamanya di surga.Kita ada karna Tuhan, namun
terkadang kita melupakan hal tersebut. Makna hidup yang sebenrnya yaitu ketika
kita mengenal, mengasihi, dan mengabdi pada Tuhan Allah, karena itulah tujuan
hidup kita, agar bahagia diakhirat dan dunia. dengan kita mengenal, mengasihi,
dan mengabdi pada Tuhan Allah kita akan mendapatkan kebahagiaan, kita dapat
selalu bersyukur dengan apa yang telah kita miliki, karena dengan mengenal
Tuhan lebih dekat kita telah membuka hati kita untuk mendengarkan dan membaca
firman tuhan, karena dengan alkitab kita dapat mengenal Tuhan, dan tau apa saja
larangan-larangan yang harus di juhi, dan perintah-perinah yang harus kita
taati. Kita diciptakan oleh Tuhan Allah, dan kita kembali padaNya, dengan itu
makna hidup yang sebenarnya yaitu ketika kita mengenal, mengasihi, dan mengabdi
pada Tuhan Allah, disitu pula kita mendapatkan kebahagiaan.
Anonym, 2012. Tujuan dan makna hidup
renungan kebahagiaan dan makna dalam kehidupan. https://pendidikanpositif.wordpress.com/2012/09/29/tujuan-dan-makna-hidup-renungan-kebahagiaan-dan-makna-dalam-kehidupan/.
Diakses pada tanggal 11 oktober 2015.
Anonym, 2013. Arti tujuan hidup. http://www.spiritualresearchfoundation.org/indonesian/arti-tujuan-hidup-manusia.
Diakses pada tanggal 11 oktober 2015.
Petrus canisius, 2015. Cacat fisik bukan
halangan bagi saya untuk hidup normal. http://bruderfic.or.id/h-285/cacat-fisik-bukan-halangan-bagi-saya-untuk-hidup-normal.html.
Diakses pada tanggal 11 oktober 2015.
makasih atas infonya sangat membantu, dan jangan lupa kunjungi website kami http://bit.ly/2D2nTUD
ReplyDelete