Makna hidup melalui Kebahagiaan, Keterbatasan, Tujuan Hidup

Makna hidup melalui Kebahagiaan, Keterbatasan, Tujuan Hidup



Makna hidup melalui Kebahagiaan, Keterbatasan, Tujuan Hidup


A.    KEBAHAGIAAN

Kebahagiaan adalah keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan adanya kepuasan, cinta, kesenangan, atau sukacita. Ada berbagai pendekatan dalam usaha untuk memahami arti kebahagiaan. Misalnya pendekatan biologis, psikologis, agama, dan filsafat yang telah berusaha untuk mendefinisikan kebahagiaan dan mengidentifikasi darimana sumber kebahagiaan tersebut. Selain itu, para peneliti juga telah mengidentifikasi beberapa atribut yang berkorelasi dengan kebahagiaan diantaranya adalah hubungan dan interaksi sosial, status perkawinan, pekerjaan, kesehatan, kebebasan demokrasi, optimisme, keterlibatan dalam kegiatan agama, pendapatan ekonomi dan kedekatan dengan orang bahagia lain.
Hal yang termudah untuk mendapatakan kebahagiaan ketika kita sedang ‘'sedih'’ atau ‘'sengsara'’ adalah dengan memakai The Pleasant Life: makan enak, beli baju mahal, berjalan jalan keluar negeri, beli mobil mewah, dan seterusnya. Tetapi ini tidak bertahan lama, dan membuat kita 'ketagihan’ dengan tingkat kepuasan yang merendah setiap saat melakukannya lagi..

Kisah inspiratif, ada Seorang sopir taksi bekerja keras delapan tahun tanpa mengenal lelah, sampai suatu saat dia mampu mengajak istri dan kedua orang tuanya naik haji, dan terbayarlah semua kelelahan itu dan kebahagiaannya mengalir terus sampai bertahun tahun kemudian.

Keseimbangan dalam memilih apa yang harus kita lakukan untuk menjadi bahagia, adalah kuncinya. Kita menikmatkan diri kita, tapi juga mencoba menikmati apa yang kita lakukan, dan mencari makna hidup dalam kehidupan kita. Tujuan akhir kehidupan adalah kebahagiaan, dari manapun datangnya bahagia itu.



B.     KETERBATASAN

suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. ibunya membaca kertas tersebut, " Tommy, anak ibu, sangat bodoh. kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah."
sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, " anak saya Tommy, bukan anak bodoh. saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia."
Tommy bertumbuh menjadi Thomas Alva Edison, Salah satu penemu terbesar di dunia. Thomas Alva Edison hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju. Tak banyak orang mengenal siapa Nancy Mattews, namun bila kita mendengar nama Edison, kita langsung tahu bahwa dialah penemu paling berpengaruh dalam sejarah. Thomas Alva Edison menjadi seorang penemu dengan 1.093 paten penemuan atas namanya. siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya! ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya. Nancy yang memutuskan untuk menjadi guru pribadi bagi pendidikan Edison dirumah, telah menjadikan puteranya menjadi orang yang percaya bahwa dirinya berarti. Nancy yang memulihkan kepercayaan diri Edison, dan hal itu mungkin sangat berat baginya. namun ia tidak sekalipun membiarkan keterbatasan membuatnya berhenti.

Makna hidup yang dapat di petik dari kisah inspiratif di atas adalah keterbatasan tidak menutup kemungkinan apapapun untuk seseorang yang ingin bekarya dalam dunia ini. Thomas Alva Edison yang memiliki keterbatasan pada pendengaran dan dianggap gurunya sangat bodoh, bisa menjadi salah satu penemu yang sangat berpengaruh pada dunia ini. Ini di karenakan Thomas memiliki seorang ibu yang berjuang keras untuk mengajarnya dirumah dan pada akhirnya berbuah baik pada Thomas.

Keterbatasan seseorang bukanlah menjadi penghalang seseorang untuk bekarya, tetapi kegterbatasan adalah sebagai pemicu semangat kita untuk membuktikan bahwa dengan keterbatasan yang kita miliki, kita bisa menciptakan sesuatu yang berarti dan berguna bagi orang-orang di sekitar kita. Tuhan menciptakan manusia tidaklah sempurna, pasti ada saja keterbatasan yang kita miliki. Tetapi Tuhan juga memberikan kita kelebihan. Kelebihan itu lah yang digunakan untuk menutupi keterbatasan yang kita miliki. 



C.    TUJUAN HIDUP

Sebagian besar dari kita memiliki tujuan hidup/ arti hidup masing-masing. Tujuan – tujuan hidup ini mungkin menjadi seorang dokter, menjadi kaya dan terkenal atau mewakili Negara dalam bidang tertentu. Apapun tujuannya, bagi sebagian besar dari kita, lebih banyak tujuan tersebut lebih dominan keduniawiannya. Sistem-sistem pendidikan kita yang ada telah tertata untuk membantu kita mengejar tujuan-tujuan duniawi itu.
Seseorang mungkin bertanya, “Bagaimanakah memiliki tujuan – tujuan hidup duniawi ini bisa sejalan dengan tujuan hidup spiritual dan alasan untuk kelahiran kita di Bumi?” Jawabannya cukup sederhana. Kita berjuang untuk tujuan-tujuan duniawi terutama untuk mencari kepuasan dan kebahagiaan. Upaya untuk mencapai ‘kebahagiaan puncak dan kekal’ tersebut pada hakekatnya merupakan apa yang mendorong semua tindakan kita. Namun, setelah kita mencapai tujuan-tujuan duniawi kita, kebahagiaan dan kepuasaan yang dihasilkan hanya bertahan sebentar/ singkat, kemudian kita mengejar mimpi selanjutnya untuk diraih.
‘Kebahagiaan yang puncak dan kekal’ hanya dapat dicapai melalui praktik spiritual. Wujud kebahagiaan tertinggi yaitu Bliss (Kebahagiaan abadi) merupakan aspek dari Tuhan. Ketika kita bersatu denganNya, kita pun merasakan Bliss yang terus menerus. Ini bukan berarti bahwa kita harus meninggalkan apa yang kita lakukan dan hanya fokus pada praktik spiritual. Apa yang dimaksud adalah hanya dengan melakukan praktik spiritual bersamaan dengan kehidupan duniawi, barulah kita dapat mengalami kebahagiaan yang puncak dan kekal dalam arti sebenarnya. Singkatnya, semakin tujuan – tujuan hidup kita berselaras dengan pesatnya perkembangan spiritual, semakin hidup kita menjadi kaya dan semakin sedikit rasa sakit yang kita alami dari hidup ini.
Makna hidup dari Tujuan hidup adalah bukan hanya mencari kepuasan semata saja. Bila kita berpikir tujuan hidup itu dengan menjadi orang kaya dan bisa memiliki apa saja, itu salah. Itu hanya bersifat sementara di duinia ini dan tidak abadi. Makna hidup kita jika hanya mempunyai tujuan untuk mencari kesenangan duniawi, itu tidak akan berhenti sampai disini saja. Itu akan terus berlanjut sampai kita merasakan kepuasan yang lebih dari sebelumnya. Sebagai orang yang beragama, kita di ajarkan untuk slalu berserah kepada Tuhan dan percayalah bahwa Tuhan akan memberikan hidup yang terbaik bagi kita.

SUMBER
Rakhmat, J. (2004), Meraih Kebahagiaan, Bandung: Penerbit Simbiosa Rekatama Media





Berkomentar dengan
atau
silahkan tentukan pilihan sobat!

1 comment:

  1. Toko Mesin Murah · Jual Mesin · Susu Listrik · Portal Belanja Mesin Makanan, Pertanian, Peternakan & UKM · CP 0852-576-888-55 / 0856-0828-5927

    ReplyDelete

Jangan hanya dibaca saja.Berkomentarlah dengan sopan